Minggu, 02 Maret 2014

Resume "DRUG TRAFFICKER” DARI CIANJUR



MK SOSIOLOGI UMUM                                        Tanggal: 26 Februari 2014
Nama : Dhea Kharisma Putri (B04130135)                       Ruang : CCR 2.05

Praktikum II Resume Sosiologi Sebagai Sudut Pandang
DRUG TRAFFICKER” DARI CIANJUR
Oleh : Irfan Budiman, Rian Suryalibrata, dan Upik Supriyatun
Nama Asisten :
Fitri Hilmi Hikmayanti (I34110010)


 
Ikhtisar
Merika Franola atau bisa dipanggil Ola adalah istri dari seorang pengedar narkotika dalam lingkup Internasional yang tertangkap di Bandara Soekarno-Hatta menyeludupkan barang terlarang tersebut. Sejak tamat SMA di Cianjur, Jawa Barat, Ola merantau ke Jakarta dan menjadi seorang disc jocker dan dari pekerjaan itu, Ola mempunyai anak yang bernama Eka Prawira akibat hubungan intim dengan seorang pria yang dapat kita sebut dengan Mr.X. Ola menjadi disc joker di berbagai diskotek di Puncak, Bogor dan Tanah Abang, Jakarta, sampai anaknya kini berusia tujuh tahun. Pada Oktober 1997, Ola bertemu dengan Tajudin yang bisa juga dipanggil Tony, pria asal Negeria yang mengaku berbisnis pakaian jadi. Semula Tony ingin menemui temannya yang berpacaran dengan tetangganya Ola dan pada saat itu, temannya sedang pergi, akhirnya Tony menunggu temannya di kamar Ola.
Sejak saat itu hubungan mereka bertambah dekat dan akhirnya mereka berpacaran dan tinggal bersama di kontrakan di kawasan Kebonsirih, Jakarta pusat. Beberapa bulan kemudian Ola hamil dan akhirnya mereka melakukan pernikahan dirumah orang tua Ola di Cianjur. Awalnya kehidupan mereka bahagia tapi lama kelamaan sifat asli Tony mulai terlihat. Tony ternyata ringan tangan kepada Ola dan salah satu sikap yang menunjukan prilaku kasar tersebut yaitu dengan menyundutkan rokok ke bagian anggota tubuh Ola serta memukuli Ola sampai tersungkur ke lantai. Akibat dari prilaku itu, Ola sempat dirawat di rumah sakit Azra, Bogor. Walaupun suaminya bersikap seperti itu, Ola tetap mencintai Tony. Entah mengapa Ola tidak bisa lepas dari Tony dan berpikir bahwa Tony punya semacam magic yang bisa membuat Ola untuk tetap selalu patuh dan takut kepada Tony.
 Ternyata, bisnis pakaian itu hanya kedok untuk mengambil hati Ola dan menjelang kelahiran anaknya, bisnis tersebut beralih ke bisnis awal Tony yaitu narkotika. Tony pun mengajak Ola dalam pekerjaan terlarang itu dan Ola menerima saja daripada harus disiksa terus-menerus. Dalam pekerjaan itu, Ola mendapat penghasilan yang lumayan besar untuk setiap kali mengirim kurir yaitu sekitar US$200. Akhir 1999, Ola berangkat ke Eropa dan Argentina untuk mencari jalur lalu lintas pengiriman narkotika. Setelah itu, kehidupan Ola bertambah makmur dan sejahtera sehingga saudara-saudaranya yang sedang kesulitan ingin meminjam uang. Diantara sepupu-sepupunyanyaitu Rani Andriani dan Deni Setia yang dipinjami uang oleh Ola atas rekomendasi Tony dan kemudian mereka ikut dalam bisnis narkotika sebagai kurir narkotik atas perintah Tony, jika mereka tidak mau ikut maka yang menjadi sasaran kekerasannya adalah Ola.
 Selain sebagai pengedar narkotika, Tony merupakan komplotan sidikat internasional dan sulit untuk bisa terdeteksi penyebarannya. 12 Januari 2003, akhirnya Ola tertangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Ola tertangkap karena menyeludupkan serbuk putih didalam sepatu dan pada saat yang bersamaan di Cengkareng siang itu Rani dan Deni tertangkap juga karena membawa heroin dan kokain. Pada hari yang sama, Tony pun tewas dalan baku tembak polisi di rumah kontrakannya di Cipete, Jakarta Selatan. Menurut Kepala Direktorat Reserse Metro Jaya, Senior Seperintenden Alex Bambang Riatmodjo mengatakan bahwa Ola sangat profesional dalam menjalankan tugasnya dan pintar berbohong. Oleh karena itu Alex tidak percaya terhadap alasan Ola yang mengatakan bahwa Ola bertindak seperti itu karena terpaksa dan merupakan suruhan oleh suaminya untuk terlibat dalam perdagangan narkotika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar