MK SOSIOLOGI UMUM Tanggal:
26 Februari 2014
Nama : Dhea Kharisma Putri (B04130135) Ruang : CCR 2.05
Praktikum II Resume Sosiologi Sebagai
Sudut Pandang
“DRUG TRAFFICKER” DARI CIANJUR
Oleh
: Irfan Budiman, Rian Suryalibrata, dan Upik Supriyatun
Nama Asisten :
Fitri Hilmi Hikmayanti (I34110010)
![]() |
Ikhtisar
Merika
Franola atau bisa dipanggil Ola adalah istri dari seorang pengedar narkotika
dalam lingkup Internasional yang tertangkap di Bandara Soekarno-Hatta
menyeludupkan barang terlarang tersebut. Sejak tamat SMA di Cianjur, Jawa
Barat, Ola merantau ke Jakarta dan menjadi seorang disc jocker dan dari pekerjaan itu, Ola mempunyai anak yang bernama
Eka Prawira akibat hubungan intim dengan seorang pria yang dapat kita sebut
dengan Mr.X. Ola menjadi disc joker di berbagai diskotek di Puncak, Bogor dan
Tanah Abang, Jakarta, sampai anaknya kini berusia tujuh tahun. Pada Oktober
1997, Ola bertemu dengan Tajudin yang bisa juga dipanggil Tony, pria asal
Negeria yang mengaku berbisnis pakaian jadi. Semula Tony ingin menemui temannya
yang berpacaran dengan tetangganya Ola dan pada saat itu, temannya sedang
pergi, akhirnya Tony menunggu temannya di kamar Ola.
Sejak
saat itu hubungan mereka bertambah dekat dan akhirnya mereka berpacaran dan
tinggal bersama di kontrakan di kawasan Kebonsirih, Jakarta pusat. Beberapa
bulan kemudian Ola hamil dan akhirnya mereka melakukan pernikahan dirumah orang
tua Ola di Cianjur. Awalnya kehidupan mereka bahagia tapi lama kelamaan sifat
asli Tony mulai terlihat. Tony ternyata ringan tangan kepada Ola dan salah satu
sikap yang menunjukan prilaku kasar tersebut yaitu dengan menyundutkan rokok ke
bagian anggota tubuh Ola serta memukuli Ola sampai tersungkur ke lantai. Akibat
dari prilaku itu, Ola sempat dirawat di rumah sakit Azra, Bogor. Walaupun
suaminya bersikap seperti itu, Ola tetap mencintai Tony. Entah mengapa Ola
tidak bisa lepas dari Tony dan berpikir bahwa Tony punya semacam magic yang bisa membuat Ola untuk tetap
selalu patuh dan takut kepada Tony.
Ternyata, bisnis pakaian itu hanya kedok untuk
mengambil hati Ola dan menjelang kelahiran anaknya, bisnis tersebut beralih ke
bisnis awal Tony yaitu narkotika. Tony pun mengajak Ola dalam pekerjaan
terlarang itu dan Ola menerima saja daripada harus disiksa terus-menerus. Dalam
pekerjaan itu, Ola mendapat penghasilan yang lumayan besar untuk setiap kali
mengirim kurir yaitu sekitar US$200. Akhir 1999, Ola berangkat ke Eropa dan
Argentina untuk mencari jalur lalu lintas pengiriman narkotika. Setelah itu,
kehidupan Ola bertambah makmur dan sejahtera sehingga saudara-saudaranya yang
sedang kesulitan ingin meminjam uang. Diantara sepupu-sepupunyanyaitu Rani
Andriani dan Deni Setia yang dipinjami uang oleh Ola atas rekomendasi Tony dan
kemudian mereka ikut dalam bisnis narkotika sebagai kurir narkotik atas
perintah Tony, jika mereka tidak mau ikut maka yang menjadi sasaran
kekerasannya adalah Ola.
Selain
sebagai pengedar narkotika, Tony merupakan komplotan sidikat internasional dan
sulit untuk bisa terdeteksi penyebarannya. 12 Januari 2003, akhirnya Ola
tertangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Ola tertangkap karena
menyeludupkan serbuk putih didalam sepatu dan pada saat yang bersamaan di
Cengkareng siang itu Rani dan Deni tertangkap juga karena membawa heroin dan
kokain. Pada hari yang sama, Tony pun tewas dalan baku tembak polisi di rumah kontrakannya
di Cipete, Jakarta Selatan. Menurut Kepala Direktorat Reserse Metro Jaya,
Senior Seperintenden Alex Bambang Riatmodjo mengatakan bahwa Ola sangat
profesional dalam menjalankan tugasnya dan pintar berbohong. Oleh karena itu
Alex tidak percaya terhadap alasan Ola yang mengatakan bahwa Ola bertindak
seperti itu karena terpaksa dan merupakan suruhan oleh suaminya untuk terlibat
dalam perdagangan narkotika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar