Minggu, 02 Maret 2014

Resume TOLONG BANTU PERTANIAN KAMI


MK SOSIOLOGI UMUM                                        Tanggal: 5 Maret 2014
Nama : Dhea Kharisma Putri (B04130135)                       Ruang : CCR 2.05

Praktikum III
TOLONG BANTU PERTANIAN KAMI
Oleh : Muhammad Syaifullah
Nama Asisten :
Fitri Hilmi Hikmayanti (I34110010)


   

Ikhtisar
Pertemuan antara beberapa jagawana yang dipimpin Ade Suharso dengan beberapa tokoh masyarakat di Kondolo sangat menyejukkan.  Kepala Dusun Kandolo, Manap, mengungkapkan bahwa ia tahu bahwa tugas beberapa jagawana adalah untuk menjaga hutan. Tetapi, warga sendiri terpaksa membuka hutan untuk mempertahankan hidup. Umumnya, masyarakat disini bukan pencari kayu untuk di jual melainkan untuk menjadi kayu arang. Pekerjaan membuat kayu arang tersebut dilakukan karena warga daerah ini sudah tidak bisa bersawah lagi karena dilanda kekeringan dan hama tikus.
Andi Mappotolo, tokoh masyarakat Kondolo mengatakan bahwa petugas hendaknya tidak melarang warga yang benar–benar mencari kayu untuk membuat kayu arang. Usai pertamuan itu, Ade Suharso mengatakan kepada kompas bahwa dusun-dusun yang sulit ditemui karena para petugas jagawana tidak berani untuk berlama-lama di daerah itu karena mereka dimusuhi. Perlawanan warga tersebut merupakan bentuk penolakan paling keras terhadap upaya Balai TN Kutai melakukan penyelamatan konservasi ini. Namun menurut Ade Suharso, ketegangan tersebut dikarenakan putusnya komunikasi antara kedua belah pihak. Hal senada diakui Tony Suhartono, menurutnya pengelolaan TN Kutai sekarang ini tidak pernah memperhatikan comunity development terhadap pemukiman di dalam kawasan.
Asumsi itu ternyata salah, sekarang yang sulit dikendalikan justru masyarakat di dalam kawasan, bahkan orang luar pun sudah banyak yang masuk. Masyarakat yang bermukim di kawasan TN Kutai mencapai 15.000 orang atau mencapai 3.000 kepala keluarga. Kompas menyaksikan, bahwa warga yang mencari kayu arang hanya bisa dihitung dengan jari. Yang banyak terlihat justru perkebunan-perkebunan rakyat secara besar-besaran, penebangan dan pengangkutan kayu ulin, pengkaplingan lahan dan pengusahaan tanah. Para pelaku ini bukan hanya rakyat kecil, tetapi juga orang-orang bermodal dan beberapa oknum Kepala Desa serta Babinsa setempat juga ikut membagi-bagi lahan didaerah ini. Menurut Tonny, warga setempat dengan orang luar sudah ada saling kerja sama dalam pembagian lahan TN Kutai.
Menurut Tony, sebenarnya kita sudah mengetahui siapa-siapa saja yang menjadi pelak perambahan di hutan ini, bahkan polisi juga mengetahuinya. Tetapi penegak hukum tidak dilakukan oleh polisi. Perusahan pertambangan batubara terbesar di Kaltim, perusahan pupuk PT Pupuk Kaltim, dan perusahan kilang pengelolahan gas alam cair PT Badak adalah magnet bagi para pencari kerja untuk terus berdatangan.
Menurut Direktur Yayasan Bina Kelola Lingkugan (Bikal), Adief Mulyadi, persoalan TN Kutai tidak bisa dilihat secara parsial. Beban terbesar yang diterima TN Kutai sejak awal, yakni tidak adanya singkronisasi kebijakan hutan antara pemerintah pusat, pemda Kaltim dan pemda Kutai. Dia juga mengatakan, kebijakan penetapan tiga desa definitif tidak disesuaikan oleh kebijakan pengelolaan TN Kutai. Akibatnya, tidak ada batasan yang jelas wilayah-wilayah desa mereka dan kawasan TN Kutai sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar