Sabtu, 15 Maret 2014

Observasi lapang kewirausahaan



OBSERVASI LAPANG
Menemukan dan Mengembangkan Ide Usaha
( Cappucino Cincau)
KELOMPOK PROCESSUS

YOSE DESVERA                             B04130108
NUZULA RAMADIAN                   B04130131
DHEA KHARISMA PUTRI             B04130135












TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PENDAHULUAN          
Di masa moderen seperti saat ini, kita harus mempunyai inovasi dan terobosan baru dalam hal pengembangan usaha. Karena pada saat ini merupakan pasar bebas, dimana setiap orang berlomba-lomba dalam mendapatkan keuntungan. Saat ini kita melihat masalah di Indonesia semakin kompleks. Permasalahan tersebut seakan telah menjadi bagian yang susah dipisahkan dengan rakyat Indonesia. Mulai dari permasalahan kemiskinan, pendidikan, keamanan, atau juga masalah pengangguran. Oleh karena itu banyak orang yang berwirausaha, mendirikan home industri, membuka kedai makanan dll.
Kita harus mempunyai skill khusus dalam mengembangkan kreativitas dalam berwirausaha. Laporan ini akan menitik beratkan pada peluang dalam berwirausaha dan pengembangan ide-ide dari usaha retail yang sudah ada. Sebagaimana kita tahu sebuah inovasi akan membuka sebuah peluang usaha baru yang tentunya lebih baik dibandingkan usaha yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, kami berusaha membahas lebih jauh mengenai pengembangan ide wirausaha dengan melakukan observasi, khususnya dibidang kuliner yang berhubungan dengan pertanian yaitu Cappucino cincau. Cappucino cincau adalah minuman berupa kopi cappuccino dengan serutan cincau di dasarnya. Minuman ini terhitung baru muncul, namun sudah cukup populer dan mulai banyak penggemarnya. Kombinasi rasanya yang lezat, segar dengan cincau kenyal yang sudah akrab dengan masyarakat Indonesia ini memadukan minuman khas Barat dan Indonesia sehingga menjadi paduan citarasa yang unik.
TUJUAN
Tujuan observasi ini adalah

Selasa, 04 Maret 2014

BIOFISIK



Laporan Praktikum                 Hari/tanggal    : Rabu/26 Februari 2014
Biokimia Umum                      Waktu             : 14.00-17.00 WIB
                                                PJP                  : Rahadian Pratama, S.Si, M.Si
                                                Asisten            : 1. Syahdan Sayidah U.
                                                                          2. Amar Husna
                                                                          3. Ukdiah Tiara Astiati
                                                                          4. Elmita Hapsari






BIOFISIK
Kelompok XI

                                    Alriando Hidayat        (B04130032)
                                    Dhea Kharisma Putri   (B04130135)
                                    Nindia Indriani           (B04130162)
                                   







Description: https://twimg0-a.akamaihd.net/profile_images/700350836/ini.jpg










DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PENDAHULUAN
Bobot jenis adalah suatu rasio massa suatu benda atau suatu zat dengan massa air pada volume dan temperatur yang sama. Temperatur dapat ditentukan sendiri atau sesuai dengan alat uang kita gunakan. Bobot jenis dari suatu larutan bergantung pada komponen yang ada didalam larutan tersebut. Sehingga menjadikan setiap larutan berbeda bobot jenisnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis yaitu suhu dan konsentrasi. Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan ke dalam pada cairan. Hal ini disebabkan oleh gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya ke dalam pada permukaan cairan (Giancoli dan Douglas 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan suatu cairan diantaranya konsentrasi zat, jenis zat,  suhu, dan zat terlarut. Cairan yang memiliki gaya tarik menarik antara molekulnya besar, maka tegangan permukaan juga besar. Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik (Young 2002).
Emulsi adalah suatu sistem koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya berupa cairan, gas atau padatan. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat atau lebih  yang tidak dapat bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir – butir ini bergabung (koalesen) dan membentuk dua lapisan yaitu air dan minyak yang terpisah yang dibantu oleh zat pengemulsi (emulgator)  yang merupakan komponen yang paling penting untuk memperoleh emulsi yang stabil. Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil. Emulsi dapat dibedakan menjadi emulsi minyak dalam air (O/W) dan emulsi air dalam minyak (W/O) berdasarkan medium pendispersi dan zat terdispersinya (Hartomo & Widiatmoko 1993).
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan bobot jenis suatu larutan. Selain itu, praktikum ini bertujuan untuk mengamati perbedaan tegangan permukaan pada berbagai jenis larutan dan mengamati perbedaan sifat berbagai jenis emulsi.

METODE PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu
Praktikum Karbohidrat dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2014, hari Rabu pukul 14.00-17.00 WIB di Laboratorium Biokimia FMIPA-IPB Bogor.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan praktikum ini adalah thermometer, hidrometer, gelas ukur, gelas arloji, jarum, tabung reaksi, pipet volumetrik, dan pipet tetes.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan NaCl 5%, larutan NaCl 0.9%, larutan NaCl 5%, glukosa 5%, air kelapa, air kran, larutan albumin 1%, urin, akuades, cairan empedu, air sungai, larutan detergen, larutan NaCl 20%, alkohol, minyak mineral (minyak tanah),minyak kelapa, gum arab, susu segar, dan margarin.
Prosedur Percobaan
1.      Bobot jenis berbagai larutan alamiah
Bahan alamiah disiapkan. Bahan alamiah yang digunakan adalah akuades, larutan NaCl 0.3%, larutan NaCl 0.9%, larutan NaCl 5%, air kelapa, air keran, urin, glukosa 5%, dan albumin  1%. Bahan yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam gelas ukur. Kemudian diukur suhu dari setiap sampel dengan menggunakan termometer. Setelah diukur suhunya kemudian ke dalam gelas ukur masukkan hydrometer untuk menghitung bobot jenis dari setiap sampel. Hasil pengukuran bobot jenis dapat dilihat di alat hidrometer.
2.      Bobot jenis urin manusia
Percobaan ini dilakukan sama dengan proses pengukuran bobot jenis pada sampel alamiah.
3.      Tegangan permukaan cairan alamiah
Gelas arloji diisi dengan akuades, kemudian jarum disimpan kedalam gelas arloji.Jarum disimpan kedalam arloji harus dilakukan dengan hati-hati sehingga jarum dapat mengapung. Pengukuran tegangan permukaan juga dilakukan pada sampel yang lainnya, yaitu cairan empedu, air kelapa, air sungai, dan larutan detergen.
4.      Jumlah tetesan dan tegangan permukaan
Akuades yang telah disiapkan sebanyak 1 ml dimasukkan ke tabung reaksi dengan pipet volumetrik, kemudian diambil kembali dan dihitung jumlah tetesannya dengan menggunakan pipet. Pipet yang digunakan harus sudah dicuci terlebih dahulu.Percobaan ini diulangi lagi dengan menggunakan sampel yang berbeda, yaitu larutan NaCl 20%, alkohol, minyak tanah, dan air sabun.
5.      Emulsi minyak kelapa dan air
Minyak kelapa dan air dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan volume yang sama. Kemudian dicampurkan dan dikocok agak lama. Perubahan yang terjadi harus diperhatikan. Hasil pencampuran dioleskan di kaca preparat serta ditetesi sudan merah kemudian dilihat dengan menggunakan mikroskop.
6.      Emulsi minyak kelapa dan sabun
Perngerjaan sama dengan percobaan minyak kelapa dan air.
7.      Emulsi minyak kelapa dengan gum arab
Gum arab ditimbang sebanyak 1 gram. Gum arab yang telah ditimbang dimasulkan ke dalam mortar lalu ditambahkan minyak kelapa dan sabun. Kemudian ditambahkan akuades sebanyak 3 ml sampai homogen dan pekat. Lalu ditambahkan 5 ml akuades sedikit demi sedikit sambil diaduk. Hasil pencampuran dilihat dengan menggunakan mikroskop.
8.      Emulsi alamiah
Susu segar dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop. Perhatikan sifat alamiahnya.
9.      Emulsi Industri
Margarin diletakan di atas kaca preparat kemudian diperhatikan dengan menggunakan mikroskop.


HASIL DAN PEMBAHASAN
            Hasil percobaan dapat disajikan sebagai berikut.
Tabel 1 Hasil Bobot Jenis Larutan Alamiah
Jenis Cairan
Suhu alat
(° C)
Suhu Larutan
(° C)
BJ terukur
BJ terkoreksi
Akuades
Larutan NaCl 0.3 %
Larutan NaCl 0.9 %
Larutan NaCl 5%
Glukosa 5%
Air kelapa
Air keran
Larutan albumin 1%
20
20
20
20
20
20
20
20

26,5
28,5
27
28,5
27
27,5
27
27
1,002
1,006
1,008
1,028
1,016
1,012
1,002
1,002
1,004
1,009
1,010
1,031
1,018
1,015
1,010
1,010
Contoh perhitungan
Larutan akuades
T alat               = 20 ° C
T larutan          = 26,5° C
Faktor Koreksi            =
                                    =
                                    = 0,002
BJ koreksi                   = BJ terukur + Faktor koreksi
                                    = 1,002 + 0,002
                                    = 1,004

Tabel 2 Bobot Jenis Urin
Sampel
Suhu alat
(° C)
Suhu Larutan
(° C)
BJ terukur
BJ terkoreksi
1
2
3
4
5
6
20
20
20
20
20
20
29
33
33
31
29
35,5
1,018
1,018
1,018
1,027
1,014
1,010
1,021
1,022
1,022
1,031
1,017
1,015
Contoh perhitungan
Urin sampel ke-6
T alat               = 20° C
T larutan          = 35,5° C
Faktor Koreksi            =
                                    =
                                    = 0,005
BJ koreksi                   = BJ terukur + Faktor koreksi
                                    = 1,010 + 0,005
                                    = 1,015

Tabel 3 Tegangan Permukaan Cairan Alamiah
Jenis Cairan
Pengamatan
Waktu
Akuades
Air Kelapa
Air Sungai
Detergen
Cairan Empedu
Terapung
Terapung sebentar
Terapung
Tenggelam
Tenggelam
-
+
-
++++
+++++++
Ket      : + Kecepatan jarum untuk tenggelam

Tabel 4 Jumlah Tetes pada 1 ml Larutan Alamiah
Jenis Cairan
Pengamatan
Akuades
LarutanNaCl 20%
Alkohol
Minyak mineral (minyak tanah)
Air sabun
33 tetes
29 tetes
54 tetes
62 tetes
63 tetes

Tabel 5 Pengamatan Emulsi

Minyak kelapa + air
Minyak kelapa + sabun
Minyak kelapa + gum arab
Emulsi Alamiah
Emulsi Industri
Kestabilan
Jenis
Pendispersi
Terdispersi
Gambar
tidak stabil
W/O
minyak
air
Description: E:\minyak kelapa & air.JPG
Stabil
O/W
sabun
minyak
Description: E:\Minyak kelapa vs air sabun.jpg
stabil
W/O
minyak
gum arab
Description: E:\minyak kelapa & gum arab.JPG
stabil
O/W
air
asam lemak
Description: E:\susu segar.JPG
stabil
W/O
minyak
air
Description: E:\Margarinku.JPG
PEMBAHASAN
            Pengukuran berat jenis dipengaruhi oleh adanya zat-zat bermolekul besar yang terlarut dalam urin. Zat-zat tersebut dapat berasal dari dalam tubuh (endogenous) misalnya glukosa, protein, atau kalsium. Selain itu, terdapat faktor dari luar tubuh (eksogenous) (Izzah A et al. 2013). Selain itu, suhu berpengaruh terhadap pengukuran bobot jenis. Pada suhu yang tinggi, massa larutan akan berkurang karena terdapat kemungkinan penguapan. Sebaliknya, pada suhu rendah, massa larutan akan bertambah karena terdapat kemungkinan pembekuan. Oleh karena itu, pengukuran bobot jenis akan lebih baik jika dihitung pada kondisi suhu kamar yaitu sekitar 25oC.
            Berat jenis urin tergantung dari jumlah zat yang larut di dalam urin atau terbawa di dalam urin. Berat jenis plasma (tanpa protein) adalah 1,010. Bila ginjal mengencerkan urin (misalnya sesudah minum air) maka berat jenisnya kurang dari 1,010. Bila ginjal memekatkan urin (misalnya ketika dehidrasi) maka berat jenisnya naik di atas 1,010. Daya pemekatan ginjal diukur menurut berat jenis tertinggi yang dapat dihasilkan yaitu dapat lebih dari 1,025 (Izzah A et al. 2013).
            Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot jenis ketiga larutan NaCl memiliki nilai yang berbeda. Larutan NaCl 0,3% memiliki bobot jenis sebesar 1,009. Sementara itu, larutan NaCl 0,9% memiliki bobot jenis sebesar 1,010. Larutan NaCl 5% memiliki bobot jenis yang paling besar di antara ketiga larutan ini yaitu sebesar 1,031. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan, maka bobot jenis larutan akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan Hidayati (2009) yang menyatakan bahwa konsentrasi akan memengaruhi bobot jenis suatu larutan.
            Tegangan permukaan dapat dipengaruhi oleh rasio mol, suhu, dan lama reaksi sulfonasi (Hidayati 2009). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa air sabun memiliki jumlah tetes terbanyak yaitu 63 tetes. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam sabun atau detergen terdapan senyawa surfaktan. Senyawa aktif permukaan (surface active agent) atau surfaktan adalah suatu senyawa yang telah diketahui dapat menjadi senyawa penstabil emulsi. Surfaktan mempunyai dua jenis gugus molekul yang berbeda kepolarannya, satu jenis gugus bersifat hidrofilik (suka air) sedangkan gugus lain bersifat lipofilik (suka minyak). Surfaktan dalam campuran air-minyak cenderung berada pada antarmuka air-minyak, yaitu gugus hidrofilik pada fasa air dan gugus lipofilik pada fasa minyak.
            Hasil pengamatan menunjukkan bahwa emulsi minyak kelapa dan sabun, susu, minyak kelapa dan gum arab, dan mentega memiliki kestabilan yang baik. Sementara itu, emulsi minyak kelapa dan air memiliki kestabilan yang buruk. Hal tersebut dapat terjadi karena minyak dan air tidak dapat bercampur secara homogen. Selain itu, hasil pengamatan menunjukkan bahwa emulsi minyak kelapa dan air, minyak kelapa dan gum arab, serta mentega memiliki jenis emulsi water in oil (W/O). Sementara itu, emulsi minyak kelapa dan sabun, serta susu memiliki jenis emulsi oil in water (O/W). Emulsi jenis W/O memiliki lapisan minyak yang mengelilingi air sedangkan emulsi jenis O/W memiliki lapisan air yang mengelilingi minyak.   
            Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan-satuan D-galaktosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat, dan L-ramnosa. Gum arab jauh lebih mudah larut dalam air dibanding hidrokoloid lainnya. Pada olahan pangan yang banyak mengandung gula, gum arab digunakan untuk mendorong pembentukan emulsi lemak yang mantap dan mencegah kristalisasi gula (Sidik SL et al. 2013). Dalam percobaan yang dilakukan, sudan merah ditambahkan ke dalam emulsi gum arab dengan minyak kelapa. Hal ini bertujuan untuk melihat jenis emulsi yang terbentuk. Sudan merah pada prinsipnya akan bercampur secara homogen dengan minyak sehingga menimbulkan senyawa yang berwarna. Sementara itu, sudan merah tidak akan bereaksi dengan air karena memiliki kepolaran yang berbeda.
SIMPULAN
            Bobot jenis suatu larutan dapat ditentukan dengan hidrometer. Bobot jenis suatu larutan dapat dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Tegangan permukaan suatu larutan juga dapat dipengaruhi oleh konsentasi. Selain itu, senyawa kimia seperti surfaktan berpengaruh terhadap tegangan permukaan. Sementara itu, jenis emulsi dapat dibedakan menjadi emulsi water in oil (W/O) dan oil in water (O/W).
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli DC. 2001. Fisika. Hanum Y, penerjemah; Arif I, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Physcs Fifth Edition. Ed ke-5.
Hartomo AJ, Widiatmoko MC. 1993. Emulsi dan Pangan Instan Ber-lesitin. Yogyakarta (ID): ANDI OFFSET.
Hidayati S. 2009. Pengaruh rasio mol, suhu, dan lama reaksi terhadap tegangan permukaan dan stabilitas emulsi metil ester sulfonat dari CPO. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 14(1).
Izzah A, Ginardi RVH, Saikhu A. 2013. Pendekatan algoritma heuristik dan          neural nerwork untuk screening test pada urinalysis. Jurnal Cybermatika.       1(2).
Sidik SL, Fatimah F, Sangi MS. 2013. Pengaruh penambahan emulsifier dan          stabilizer terhadap kualitas santan kelapa. Jurnal MIPA Unsrat Online. 2(2): 79-83.
Young D, Freedman RA. 2002. Fisika Universitas. Juliastuti E, penerjemah; Wibi H, Simarmata L, Safitri A, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Tejemahan dari: Sears and Zemanshy Univenty Physics. Ed ke-10.